Mari Beramai Ramai Bekerja di Jerman!

Kalau saya menulis judul yang provokatif seperti di atas, bukan maksud saya supaya kita semua meninggalkan negara tercinta Indonesia dan lalu beramai ramai pindah ke Jerman. Sayangnya, tidak semudah itu. Perlu saya informasikan dari awal bahwa peraturan imigrasi Jerman ternyata lebih susah dibandingkan dengan negara – negara Amerika Serikat, Kanada, atau bahkan Inggris!

Tapi ada kemungkinan peraturan imigrasi di negara industri ini akan diperlunak. Ada apa gerangan? Ternyata saat ini Jerman sedang kesulitan untuk mendapatkan pekerja terampil (skilled worker) di bidang teknik. Sebenarnya di negara Amerika Serikat pun hal ini sudah terjadi. Bahkan telah cukup lama Amerika Serikat membuka gerbang negaranya lebar-lebar untuk mendapatkan tenaga-tenaga asing dengan keterampilan teknik. Karena itu, kita ketahui banyak pekerja terampil dari negara India, Cina, dan tak kurang juga dari Indonesia mencari nafkah di negara itu. Saya sendiri mengenal seorang teman warga negara Indonesia yang menjadi konsultan di salah satu perusahaan konsultan energi ternama di AS. Penghasilannya tentu saja wow! buat kaca mata Indonesia.

Hal ini tidak mustahil akan terjadi pula di Jerman. Business Week mengisahkan bahwa di negara yang terkenal dengan industrinya ini, persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan pekerja terampil di bidang teknik meningkat tajam. Kamar Dagang dan Industri Jerman menjelaskan bahwa sekitar 50% perusahaan industri kesulitan untuk mengisi posisi kosong di bidang teknik. Sedangkan menurut asosiasi-asosiasi profesi dan perdagangan, saat ini Jerman sedang kekurangan ribuan engineer dan spesialis komputer.

Sayangnya, saat ini, pintu imigrasi belumlah dibuka lebar-lebar. Tingginya jumlah warga negara Jerman yang menganggur tinggi mungkin salah satu penyebabnya. Tidak disangka, di Jerman terdapat sekitar 3,8 juta pengangguran. Dibandingkan dengan jumlah penduduk yang sekitar 82,4 juta, berarti sekurang-kurangnya ada sekitar 4,6 % dari populasi negara itu menganggur. Ini memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara kita. Tapi buat sebuah negara ekonomi maju, jumlah ini cukup mengkhawatirkan. Karena itu, pemerintah Jerman masih berhati-hati untuk membuka keran pekerja asing.

Selain itu, kita sadar juga bahwa rasa nasionalisme negara yang kalah di Perang Dunia II ini sangat tinggi. Bangsa Jerman adalah bangsa yang bangga akan jati dirinya. Bahkan sebagian warga mungkin terlalu bangga sehingga menjadi berlebihan. Beberapa tahun lalu, seorang teman asal Indonesia yang sudah hidup di Jerman sejak balita dan lebih fasih berbahasa Jerman bercerita bahwa di daerah-daerah pinggiran, rasa curiga terhadap kaum pendatang masih cukup kental. (Saya tidak tahu kondisi saat ini, mungkin rekan-rekan yang pernah atau saat ini tinggal di Jerman bisa memberikan masukan).

Jadi bagaimana hubungannya dengan kita yang tinggal di Indonesia? Saya rasa, inilah saat yang tepat untuk mencari banyak kesempatan kuliah dan tinggal di Jerman. Untuk bekerja di Jerman, kebanyakan perusahaan mensyaratkan kemampuan bahasa Jerman yang cukup. Karena itu, dengan belajar di Jerman, Anda akan sangat terbantu dalam proses belajar bahasa tersebut. Setelahnya, dengan kemampuan bahasa dan pendidikan Jerman Anda (terutama di bidang teknik tentunya), kesempatan pun akan terbuka lebih lebar bagi Anda.

Saya undang rekan-rekan yang mempunyai pengalaman hidup, sekolah dan bekerja di Jerman untuk membagikan pengalamannya di bagian komentar di bawah.

Klik di sini untuk men-download e-book gratis tentang sekolah di Jerman berjudul “Mungkinkah Sekolah ke Jerman” tulisan Abe Susanto.

79 Responses to “Mari Beramai Ramai Bekerja di Jerman!”

  1. wikan Says:

    memang benar kalau mau bekerja dan hidup di Jerman harus menguasai bahasa Jerman, atau paling tidak mau belajar bahasa Jerman. Saat ini pemerintah Jerman sedang melaksanakan politik integrasi, yang mensyaratkan orang2 yang bermukim di Jerman untuk jangka waktu yang relatif lama untuk menguasai atau paling tidak mau belajar bahasa Jerman. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan bahasa Jerman orang2 asing yang jadi imigran, dan di sisi lain menjadi peluang buat orang2 asing itu untuk berintegrasi dengan warga Jerman yang lain.

    Soal nasionalisme bangsa Jerman, bangsa Jerman emang bangga dengan bahasanya, jadi kadang nggak mau diajak ngomong bahasa Inggris. Tapi kalau di daerah Jerman bagian barat, rata-rata orang sudah bisa bahasa Inggris kalau kita ajak ngobrol. Kalau di daerah timur, mungkin mereka mengerti bahasa Inggris tapi tidak bisa berkata dalam bahasa Inggris, tapi anak-anak muda sekarang relatif sudah bisa bahasa Inggris karena diajarkan di sekolah.

    Soal neo-nazi dan rasialisme kadang menjadi kasus di daerah2 pinggiran di daerah timur. Tapi itu sangat-sangat jarang. Kuncinya, hindari tempat sepi dan malam hari. Oh ya, anak2 punk di Jerman baik2 karena mereka musuhnya neo-nazi.

  2. Hesti Says:

    Saya pribadi agak skeptis dengan gagasan untuk beramai2 bekerja di Jerman. Sungguh, itu sangat tidak mudah, apalagi untuk mendapatkan profesi di bidang teknik yang jelas2 banyak dikuasai oleh orang Jerman sendiri. Persaingan sangat ketat, ditambah lagi kebanggaan orang Jerman yang menganggap bangsa mereka (selalu) lebih hebat dari bangsa lain. Karena itu, untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan orang Jerman sendiri di negera mereka, kita harus bisa lebih baik dan lebih hebat dari mereka lima kali lipat! (dua-tiga kali lipat saja gak cukup). Selain itu, pajak pendapatan di Jerman tinggi sekali (tertinggi di Eropa mungkin). Inilah yang membuat orang jadi lebih suka mencari pekerjaan di luar Jerman (Belanda atau Swiss misalnya).
    Meski saya lulusan Jerman, tapi kalau ada pilihan untuk bekerja di negara lain, saya akan lebih memilih untuk keluar dari Jerman 🙂
    This is only another point of view… Salam!

  3. Max Says:

    Sebenarnya Jerman pun menghadapi hal yang sama di awal 2000an. Saat itu, ada yang namanya “Green Card”, yaitu visa khusus bagi tenaga ahli dari luar Jerman yang ingin bekerja di Jerman. Bahkan, pemegang green card Jerman pertama adalah orang Indonesia. Tetapi kenyataannya, si pemegang green card pertama ini pun pergi meninggalkan Jerman untuk menuju Amerika, karena kebijakan politis pemerintah Jerman yang memang masih tetap “setengah hati” untuk memberikan ijin visa khusus bagi pendatang baru, karena mereka maksimal hanya mendapat ijin tinggal 5 tahun dan harus meninggalkan Jerman setelah itu.

    Kesimpulan nya, saya sendiri pun sangat skeptis tentang gagasan yang dikemukakan artikel ini, karena pemerintahan Jerman yang berkuasa sekarang, sangat konservatif sekali. Lebih baik ke Australia / Amerika.

    • Gede Tejakula potlot Says:

      apa itu Green Card om?
      setahu saya cma Green Day om,oooo di jerman pemegang Green Card pertama orang Indo….ya…öm?
      Mohon penjelasan nya tentang Green Card?

      Vielen Dank
      Grüß

  4. Ira Says:

    Di jerman ada istilah orang jerman Spiessig, itu arti harafiah nya apa..saya kurang tau…tp itu merangkum qualities yg dimiliki orang jerman (yg memilih untuk jadi Spiessig): yaitu conventional, conformist and conservative…yaaa begitu lah orang2 jerman…tp kebanyakan anak muda nya yg dikota besar kyknya udah ga terlalu Spiessig…

    Dulu saya pernah magang di jerman 6 bulan…kerjaan cukup fun…walaupun sebagai anak IT saya agak expect sesuatu yg wow…yah saya expect technology2 terbaru di IT di pake di perusahaan tersebut..tp tnyata biasa2 aja…mungkin karena perusahaan saya core business nya bukan di IT…bahkan di 2005 mereka baru mau mengimplementasi ERP system..padahal perusahaan tmpt saya magang cukup besar..mereka memproduksi AC mobil untuk mobil2 merek ternama..seperti Bentley,BMW,porsche,lamborghini,dll
    dan mgkn krn di kota kecil…jadi hidup agak membosankan…dan FYI klo di kota kecil jam 6 sore itu bus terakhir..

  5. Saing Says:

    Terlalu General info dan data persentase yang diambil, tidak cukup menunjukkan agar memotivasi orang ke Jerman.
    Saya pernah ke Jerman, Ada yang saya suka, tapi lebih
    banyak yg saya lihat tidak memungkinkan bertahan utk
    bekerja di sana. Sample: Pajak, cost & Iklim..
    But, Terima Kasih atas info-nya, walau presentasi data
    nya jauh dari yang saya bayangkan ketika baca judul..

  6. yainal Says:

    bagaimana kalo ajakannya menjadi beramai-ramai membawa outsource market jerman ke indonesia.. 🙂

  7. wina-ITS Says:

    Kalau yang saya tahu memang di bidang teknik banyak tenaga kerja indonesia yang lari ke Jerman. Setelah krisis moneter dan setelah BJ Habibie mundur dari presiden, banyak insinyur2 indonesia yang loyal terhadap beliau lari ke Jerman. Sebagai contoh pada saat itu di PT.PAL Indonesia(salah satu galangan kapal terbesar di indonesia) pada saat masih di pimpin BJ. Habibie terdapat puluhan insinyur lulusan jerman dan eropa. Tetapi pada saat BJ. Habibie pergi, dan kondisi PT.PAL sendiri yang bangkrut mendorong insinyur2 tersebut lari keluar negeri yang sebagian besar ke Jerman. Dan kondisi yang sama juga di alami PT.DI dimana insinyur2nya lari keluar negeri dan masih banyak kasus lainnya…. Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, karena orang2 pintar pilihan bangsa yang sangat berpotensi memajukan bangsa ini banyak yang lari dari indonesia..Saya sebenarnya sangat setuju orang2 indonesia banyak yang mencari ilmu dan nafkah di luar negeri, tapi alangkah baiknya apabila sudah mempunyai cukup ilmu mereka2 yang berpotensi tinggi untuk sadar dan kembali ke indonesia membangun indonesia walaupun lebih sedikit bayarannya. Tunjukkan Nasionalismemu sebagai Patriot bangsa, Bangsa ini sudah terpuruk, ayo kita bangun bersama2. Maaf terlalu menasehati..

  8. suparno Says:

    Bang……saya belum pernah ke Jerman memang..tapi aku sudah 13 tahun kerja ngebos sama Jerman, yang ku tahu orang Jerman itu kolotlah…dibandingkan bule-bule lainnya. Tapi kualitas kerjanya jangan tanya….informasi yang kuterima, malah terbalik Bang…sekarang ini memang banyak orang Jerman kerja di luar Jerman….sebaliknya banyak pula perkerja luar Jerman masuk….dari Turki, Rumania…Polandia…yang itu biasa. Inilah yang disebut fenomena Globalisasi….sukak ati mau kerja dimana…letak geografis tak masalah lagi. Inilah yang dibahas oleh Thomas L. Friedman, The World is Flat. Sekarang ini tidak relevan lagi berbicara anda kerja di negara mana? yang relevan adalah anda bekerja diperusahaan mana? Nokia…Dell….Babcock Hitachi…..Toyota…..tak masalah di Tarutung kek….Balige….Pahae.. atau di Oberhausen atau bahkan di rumah sendiri juga nggak masalah. Memang agak banggalah sedikit kalo kita kerja di Jerman….tapi liatlah dulu…dimana kerjanya…ada kawanku kerja di Jerman, di perusahaan manufacture forging..apa hebatnya?
    Orang bilang India hebat….buktikan saja, datanglah sekali-sekali ke India….pasti tambah pusing kepala anda..jadi semua itu tergantung……kalo semata-mata kerja mempertimbangkan penghasilan…maka lain ceritanya..di Medan ada perusahaan lokan yang mampu memberikan bonus tahunan sebesar ratusan juta pertahun ke stafnya..nah loh

    • merry Says:

      btw boleh ga bantu temen ku yang sedang jerman sekarang? dia lagi cari kerja buat modal nikah. thanks ya. GBU

    • Maya Says:

      betul sekali.

      bgmn kalau di jerman justru kita menciptakan lapangan kerja?

      apakah ada informasi bagaimana prosedur untuk mendirikan restoran masakan indonesia di sana?

      mohon informasinya ya,

      terima kasih.

  9. adhi Says:

    pengen dong ke jerman jga… untuk designer gmn yah ?

    • Gede Tejakula potlot Says:

      ya…silakan kesini BAGUSSSSS sekali…
      uang gampang nyari…cuaca sangat bagusss…ayo dong….cepetan kesini…

      • dhiksa Says:

        kalo kuliah dsana mahal gak sih?? kalo smbil kerja kuliahnhya memungkinkan gak,,, pengen bgt ksna,,,

  10. irvan132 Says:

    pengen juga ngelanjut studi S-2 ke sana. tapi cari-cari info dulu deh. 😀 kira-kira, orang teknik (engineer) bagusnya sekolah di negara mana ya ?

    -IT-

  11. egy Says:

    sudah lama saya punya keinginan tuk kerja di jerman,,karena saya lihat teknologi jerman itu berkembang pesat,,apalagi dibidang konstruksi sipil yg kebetulan saya geluti ini. namun saya kekurangan info tentang lowongan dan persyaratan yg dibutuhkan pak. selain itu, saya masih kesulitan bila nanti dipanggil wawancara apa pakai via telpon atau harus datang ke sana. kalau masalah bahasan, saya rasa disana itu bhs inggris sangat sering dipakai juga selain bhs jerman.mohon infonya via japri ke saya ya di:
    egy.soesilo@pertafenikki.com

    terima kasih

  12. cupucupu Says:

    Saya kebetulan sekarang lg kuliah di Jerman mudah2an bisa ngasih gambaran sedikit.Memang benar klo sekarang perusahaan2 di Jerman lg kekurangan tenaga ahli,tp sesuai dgn peraturan yg berlaku,gak mudah bwt tenaga asing menjadi tenaga ahli di Jerman ( maksudny menjadi pekerja di salah satu perusahaan di Jerman).Karene ada kebijakan klo ada pos yg kosong di perusahaan harus diprioritaskan ke warga negara Jerman dulu,dalam hal ini Departemen tenaga Kerja beratnggung jawab bwt mencari orang Jerman ( berwarga negara Jerman,bisa juga org Turki,Polandia,dsb) yg berkompeten untuk pos yg kosong tersebeut.Setelah jangka waktu yg saya juga g tau,apabila tidak ditemuakan org Jermanny baru pos tersebut bisa diisi oleh warga asing ( biasany perusahaanny sudah mempunyai rekomendasi)
    Satu lagi menganai pajak,klo g salah bwt awrga asing yg pernah kerja dsni dan akan kembali ke negara asal,pajak yg telah terbayar bisa diambil lagi(tp kurang jelas prosedurny seperti apa,dsni pajak penghasilan pling besar diakomodasikan bwt dana pensiun,meningat Jerman adalah negara sosial-liberal)

    • dhiksa Says:

      sya msh kuliah di indo semster 7 tp pengn bgtn ant s2 lanjut di sana, kuliah dsana buat warga asing mahal gak sih?? trus kuliah sambil myambi kerja di restoran atau apalah memungkinkan gak dsana?? infonya please,,

  13. creola Says:

    kenyataan di Jerman tidak seindah di artikel ini. Kebetulan saya sedang kuliah di Jerman. Ausländer (orang asing) mencari kerja di jerman spt sudah di komentari diatas, qualifikasinya harus benar2 jauh lebih baik dari orang jermannya sendiri, krn prioritas pertama kerjaan itu untuk warga jerman, klo kualitasnya biasa aja atau rata2,ya sulit bgt dapat kerja, bahkan untuk praktikum sekali pun. Untuk orang asing disini tidak semudah yg dibayangkan, krn peraturan yg ketat, misalnya saja ausländische student (student dari negara luar jerman selain EU) saja, dalam memperpanjang visa skr sudah sulit, klo studi agak molor dikit, harus menyediakan studium prognose (rencana studi dr professor kapan akan kelar ,alasan kenapa terlambat, dlsbnya), klo gak visum gak akan di perpanjang 😛 Selain itu pajak di negara jerman juga tinggi banget, jadi klo saya pribadi, setelah lulus dr jerman, mending ke Amerika or negara EU lainnya daripada kerja disini. It’s only my 2 cents.

    • dhiksa Says:

      sya msh kuliah di indo semster 7 tp pengn bgtn ant s2 lanjut di sana, kuliah dsana buat warga asing mahal gak sih?? trus kuliah sambil myambi kerja di restoran atau apalah memungkinkan gak dsana?? infonya please,,,,

    • Aries Says:

      Halo creola! saya akan kuliah di Jerman thn depan mungkin creola bisa bantu saya dengan penglaman study disana, kalo ada blog atau web email ke sya yah: ariesyuangga@gmail.com sy sangat senang jika anda dapat berbagi. Danke

    • rifa Says:

      Saya masih duduk di bangku sma. Saya juga lagi lea jerman untuk studi saya nanti ke jerman. Saya udah mencapai level A2.2 di goethw institut. Bisa tau pengalaman2 studi di jerman? Mohon bantuannya yaa. Rifannisa@ymail.com

  14. Togap Siagian Says:

    Sekedar observasi saja. Semua komentar untuk posting ini memberikan argumentasi bahwa Jerman bukanlah tempat yang menarik buat hidup. Tapi saya perhatikan bahwa semua argumentasi tersebut menggunakan kondisi saat ini sebagai alasannya.

    Saya pikir dengan perubahan – perubahan yang mungkin terjadi di masa depan di Jerman seperti yang ditunjukkan di artikel BusinessWeek, hidup dan bekerja di Jerman akan menjadi lebih menarik. Dan saya kuatir, saat itu terjadi, yang lebih siap adalah orang-orang dari negara-negara Cina dan India yang nota bene sangat agresif dalam mencari peluang bagi diri mereka.

  15. merenim Says:

    skg ini saya lagi berpartner sama orang jerman yg lagi mengembangkan bisnisnya di Indo yang selama dia berkarir tidak pernah di jerman, saya tanya kenapa nggak anda berkarir di jerman, dan dia menjawab; di jerman tidak ada ‘udara kebebasan’. saya berpikir, lah bule jerman aja ke indo kenapa orang indo ke jerman.

    2 tahun lalu, saya pernah mendapatkan undangan interview di perusahaan airbus di hamburg, kemudian karena visa saya sudah habis, dan saya di indo, akhirnya saya ditolak. ini berarti, kalo kita mau kerja disana, berarti kita harus berada disana

  16. Galileo Says:

    Jerman tu tertib banget, bersih, maennya lurus2 aja, yang membuatnya jadi sedikit membosankan. Klo pertimbangan lingkungan yang menyenangkan mending malah kerja sputar negara2 scandinavia. Bayaran gede, yang sayangnya pajak juga mengikuti. Tapi hidup benar2 santai selepas jam kerja. Sangat2 menikmati waktu dan hidup.

    Kembali ke Jerman, buat kerja disana emang benar bahasa bisa dibilang yang utama. Benar adanya klo anak2 mudanya bisa berbahasa Inggris tapi keengganan untuk memakainya masih setinggi kebanggaan akan bahasa lokal. Isu rasis juga masih sangat tinggi. Gw tinggal di daerah timur dimana para neo-nazinya bisa dibilang brutal. Emang jarang terjadi kontak fisik, karena peraturan yang lagi2 sangat ketat. Tapi apa betah diteriakin, dikata2in dan diludahin??? Ini pengalaman yang gw liat dan alami sendiri. Dan sangatlah susah mencari pekerjaan karena pengangguran termasuk tinggi. Belum lagi pajak yang benar2 bikin pusing. Silahkan berpikir berkali2 untuk mencari nafkah disini.

    Klopun toh emang mau tinggal dan kerja di Eropa, selain daerah scandinavia cobalah kerja di Swiss. Ndak akan bosan menikmati kerja dan hidup. Tapi buat gw, Eropa hanya bagus buat singgah saja. Untuk bekerja, masih banyak region laen yang menawarkan keuntungan berlipat. Buat gw sendiri, karena budaya asia masi sangat mengental di pribadi, gw lebih pilih Singapore ato Jepang buat mencari duit walau gw lulusan Jerman.

  17. Dafferianto Says:

    Sebelumnya maaf agak out of topic. Dari beberapa yang mengomentari tulisan di atas, ada yg sedang kuliah di Jerman.
    Saya sendiri baru saja menandatangani acceptance letter scholarship Erasmus Mundus dan perkuliahan pertama akan dilaksanakan di Bonn-Aachen.
    Saya mau tanya, apa ada rekans yg tau mengenai perkumpulan mahasiswa Indonesia di Bonn/Aachen? Saya butuh info lebih lanjut mengenai kehidupan di sana dan juga prosedur2 yg harus saya lakukan saat tiba di sana nanti.
    Trims.

    all the best,
    -df-

  18. Baskoro Says:

    Kalo saya sih sangat berminat sekali nih kerja di Jerman, Jadi masinis kereta api atau supir Bus juga ga apa-apa deh. Belajar bahasa jerman lagi juga saya siap dan mau. Walo di indonesia saya sudah bekerja di level junior manager tapi saya lebih ingin/berminat kerja di luar negeri (terutama negara Eropa seperti Norwegia).
    Kalo rekan2 ada yg punya informasi lebih detail untuk membantu saya bekerja di Jerman atau Eropa, saya mohon pertolongan untuk di japri ke saya. Terimakasih banyak ya. Sukses untuk semua.

  19. medi Says:

    wah..
    ini dy salah satu info yg gw tunggu2..
    emang belakangan ini uda sering denger ttg kesempatan ini tp y itu,,lagi2 suka sering mendengar ttg rasisme…
    simpelnya kyk piala dunia sepak bola kmaren aja pem jerman sampe pake slogan ‘no racism’..

    ditunggu info2 selanjutnya =)

  20. Muskotaly Says:

    Florida_East_Coast_Railway_Passenger_Station

    Back Mountain, Pennsylvania Sumugan Reappropriated Palladium (Greek religion) Credible David Norvell Walker Grant Apristurus spongiceps First National Bank (South Africa) Dachong Town Muskotaly

  21. Nanik Says:

    Banyak tenaga tehnik dari Indonesia yang di kontrak sama Boeing saat ini. Sampai saat ini pun Boeing masih “hiring”
    Saya kenal lebih dari 50 orang lulusan Univ2 di Indonesia yang sekarang kerja disini. Kalau ada yang mau kirim resumenya coba aja cek http://www.cts.com atau http://www.voltengineering.com mereka ini head hunters yang biasanya cari tenaga engineer buat Boeing. Gajinya sangat lumayan sekali.

  22. bima Says:

    Lulusan luar Jerman yang ingin bekerja di Jerman peluangnya gak mudah saat ini, kecuali luar Jerman-nya adalah berasal dari negara-negara EU atau Amerika yang memang ada perjanjian khusus dalam hal tenaga kerja. Mereka memiliki hak yang sama dalam mencari kerja seperti WN Jerman.

    Sedang yang berasal dari luar itu seperti India, Cina, Indonesia peluang terbesarnya ya lewat jalur pendidikan dan setelah lulus cari kerja. Kan banyak tuh program master 1,5 th. Orang asing lulusan universitas Jerman dapat ijin tinggal satu tahun setelah kelulusan untuk mencari pekerjaan.

    Masalah dapat pekerjaan atau enggak itu kembali ke kualitas individu masing-masing dan supply-demand lapangan pekerjaan. Untuk bidang engineering dan IT memang sekarang demand-nya sedang banyak sekali, tetapi kita tetap harus memenuhi kualifikasi yang mereka minta.

    Beberapa orang Indonesia lulusan Jerman yang saya tahu juga gak ada masalah cari kerja dalam waktu singkat, selama memang kualifikasinya baik, saya rasa ini berlaku di mana saja. Bahkan selama kuliah pun banyak yg part-time, baik itu nyambung dengan kuliah atau tidak (waiter restoran), cuma kita dibatasin kerja 90 hari full-time atau 180 hari part-time setiap tahunnya.

    Tentang persyaratan bahasa Jerman memang mutlak diperlukan, karena hampir semua perusahaan meminta kemampuan bahasa Jerman yang baik. Perkecualiannya adalah MNC seperti SAP, Microsoft, Google, IBM dst. Siemens aja butuh bisa bahasa Jerman. Tetapi persaingan masuk MNC memang sangat ketat.

    Akhirnya semua kembali ke individu masing-masing, kalau gak cocok dengan kultur Jerman ya susah betah disini. Tetapi belum tentu juga cocok di Amerika, Inggris, Belanda dst.

    @dafferianto
    Wah selamat dapat Erasmus Mundus. Ini link Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Aachen: http://ppi-aachen.de
    Anda dapat bertanya macam-macam ke forumnya. Tentang prosedur-prosedur yang harus dilakukan, saya rasa Anda bisa bertanya ke program coordinator erasmus.

  23. ANALYSIS Says:

    ya, Jerman memberikan standard hidup & gaji yg tinggi
    ,pajak yg harus dibayar juga tinggi tetapi itu untuk dana
    pensiun nanti.

    Sy bisa memberikan komentar ini krn:
    sy salah satu alumni jerman pernah bekerja disana,
    sekarangpun masih bekerja rund um die welt US,Japan,
    & Malaysia.
    Besar sekali harapan sy untuk kembali ke Germany !!

  24. muse Says:

    gw masi tingkat 4 tapi sempet KP di salah satu perusahaan jerman di Jakarta, setelah lulus kepengen kerja di perusahaan tersebut.

    gw emang pgn S2 di luar tapi karena perusahaan inilah makanya jadi pengen S2 di jerman, karena negara yang mumpuni untuk mengembangkan ilmu saya klo ga Jerman, AS ya Prancis.

    link2 ky gini bisa dipake ga sih? soalnya pgn S2 sambil kerja, ga cuman kerja tok disana…..

    mohon informasi dan bantuannya!!!

  25. Amex Says:

    @wina-ITS:

    Orang kerja di luar negeri setelah kuliah atas biaya sendiri, ya ngga papa dong… toh dia keluar modal sendiri membiayai kuliahnya yang kena ribuan dolar. Tapi kalo setelah mendapat beasiswa dan kemudian ngga mau pulang memenuhi kontrak beasiswa, nah ini yang repot…. udah enak2 dapat beasiswa, eeee setelah selesai ngga mau pulang karena mo nyari duit di luar negeri, yang kayak gini yang bikin bangkrut perekonomian bangsa. Harus dibedain dong mbak kondisinya..

  26. Irwan Says:

    Bang Togap!!! Buku_buku lain mengenai pendidikan luar negeri yang lain seperti Jepang yang bisa di download ada ga…? Soalnya iwan saat ini sedang belajar di sastra Jepang. Toh pasti tertarik juga untuk buku yang beginian tapi yang tentang Jepang.

  27. ute Says:

    guten tag……
    daya luludan bhas jerman saru uny…nah klo ad kesmpatan…ingin sekali kerja dijerman,, tapi????? tolong ya!!!!
    data diinfokan
    danke

  28. suwarno71 Says:

    Ada pembatasan usia dan tahun ke lulusan tisak Bung Togap

  29. Mike’s Blog » Working in Germany - Response Says:

    […] found this entry about working in Germany from a scholarship mailing list blog. It is about motivating (Indonesian) people to work in Germany […]

  30. dwichagi Says:

    Jawaban atas entry blog ini saya tulis di blog saya

    http://www.lamar-kerja.com/wordpress/2007/11/11/working-in-germany-response/

    Thanks.

  31. Jakarta_69 Says:

    Saya saat ini bekerja di Jerman (masuk bulan ke-4) dan bahasa resmi di kantor adalah bahasa Inggris.

    Buat saya pribadi, tinggal dan bekerja di Jerman amat sangat menarik dan tentu saja saya akui, sangat tidak mudah karena kendala bahasa (Jerman), cuaca yang dingin dan biaya hidup yang tinggi contohnya.
    Satu yang menarik selain gaji juga jam kerja kantor yang kebetulan fleksibel, Senin-Jumat antara jam 6-20 dengan total kerja per hari skitar 7 jam.

    Perusahaan tempat saya bekerja, ada beberapa orang Asia/non Eropa, tetapi latar belakangnya lulusan Eropa dan Amerika atau sudah lama menetap di negara salah satu benua tersebut dan umumnya menguasai minimal tiga bahasa di Eropa 🙂 Saya sendiri lulusan universitas swasta (FE, Akuntansi) di Jakarta dan pernah merasakan bekerja kantoran lebih dari 2 tahun, sempat mengalami juga suka duka bekerja di beberapa kantor di Jakarta. Dan di luar kantor dulu saya sempatkan juga belajar bahasa asing secara bertahap, seperti Inggris, Perancis dan Jerman. Sebisa mungkin juga dari teori kursus bahasa yang saya pelajari, saya praktekkan dengan menulis/membaca dan tentu saja rajin buka kamus untuk menambah perbendaharaan kata.

    Pengalaman pertama kali ke luar negeri, ke Amerika, 15 tahun lalu selama sebulan ikut program tinggal di keluarga setempat untuk belajar bahasa (tingkat menengah).

    Modal saya mencari kerja di Jerman cukup standar 🙂 yang pasti niat untuk berkarir (!), kemampuan bahasa Inggris, komputer (terutama excel, word dan internet/outlook) dan pengalaman kerja kantor lebih dari 2 tahun – Dengan modal ini saya dapat posisi asisten sub regional. Saat melamar kerja, mereka minta saya buat karangan motivasi saya untuk bekerja dan apa yang saya tahu tentang perusahaan tersebut.

    Untuk bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya (akuntansi/keuangan/biaya/pengendalian), mereka lebih suka yang fasih berbahasa Jerman dan konsisten di bidangnya.

    Kesimpulannya…berdasarkan pengalaman pribadi, sejauh ini ada peluang yang cukup besar. Mari beramai-ramai (mencoba) berkarir di Jerman..selanjutnya, balik ke masing-masing pribadi 🙂

    • Victoria Says:

      saya berencana untuk ke jerman bulan oktober atau november tapi pakai tourist visa dulu, saya mau survey universitas, sekarang saya sedang menjalani skripsi dan bulan agustus saya lulus s1 jurusan statistic. saya mau lanjut s2, tapi saya tidak bisa bahasa jerman. Bisa tidak saya les bahasa jerman langsung di jermannya??? trus untuk ambil s2 itu lebih baik di univeristat oder fach-hochschule ??? tolong bantuannya agar saya mudah untuk mendapatkan student visa. jika tourist visa bisa di ubah jadi student visa ga ya ??? andaikan saya daftar langsung di fach hochschule jerman??? atau sekolah bahsa jerman terlebih dahulu??? moohon info sejelas-jelasnya yang sudah berpengalaman. danke

  32. epree Says:

    wah… semua udah pada pinter n lulusan dari jerman pula
    bagaimana dengan saya yang masih minim kemampuan bahasa jerman tapi pengen ke jeman peluang apa yang paling mungkin??
    saya punya temen asli jerman dan dia bilang memang susah untuk bekerja di jerman……
    danke schoen…

  33. syandian Says:

    mmmm…..ngomomg2 tentang germany enak juga sih.tapi tidak semua yang bisa kesana dikarenakan keterbatasan bahasa,tapi tidak sedikit pula orang german yan ke indonesia untuk belajar bahasa, budaya dan juga masyarakat kita.Dan tidak semua orang german itu pandai2,ya kalo pengetahuan hampir imbang2 jua.menurut ku lebih baik disini (indonesia)apa yang bisa kita boleh buat untuk ibu pertiwi kita ya gak……..

    Syandian Acheh

  34. Adhiguna Says:

    Saya orang Indonesia, beberapa minggu lalu diterima di perusahaan high tech di Jerman sebagai engineer dengan gaji yang besar dan fasilitas yang OK, sayangnya saya harus menolak tawaran tersebut karena saya terikat kontrak dengan perusahaan di Perancis. FYI saya bukan lulusan Jerman dan tidak bisa berbahasa Jerman.

    Jadi bekerja sebagai high tech specialist di Jerman itu menurut saya MUNGKIN.

  35. MBARA Says:

    HALO BANG,AKU ROBI PURBA,UNTUKSAAT INI AKU MASIH DI JOGJA KARTA BANG…AKU JUGA PENGEN SEKLAI UNTUK KEJERMAN,KRN EMANG ITU CITA2 KU DARI DULU..AKU DAH PERNAH KURUSU SAMPE 4 LEVEL DI PUSAT STUDI JERMAN,DAN AKU KULIAH INFORMATIKA…
    BANG KIRA2 ADA PELUANG GA BUAT AKU UNTUK KE JERMAN???KRN AKU MASIH SIMPANG SIUR TENTANG INFO DISANA..DA YANG PERNAH BILANG KALO TENAGA IT MASIH SANGAT DI BUTUH KAN DISANA…ADA JUGA YANG BILANG ITU DULU,UNTUK SAAT INI JUSTRU SUDAH SUSAH UNTUK MENCARI PEKERJAAN DI JERMAN,DIKARENAKAN PEMERINTAH JERMAN MAU MEMFOKUS KAN DULU PADA PRIBUMI JERMAN SENDIRI UNTUK BEKERJA…SEBANRNYA BANG INFORMASINYA YANG BENAR SEPERTI APA BANG???
    TOLONG BANTU AKU YA BANG KALO ABANG PUNYA INFO YANG AKURAT,DAN HAL APA AJA YANG PERLU AKU PUNYA UNTUK BISA BEKERJA DI JERMAN…
    MAKASI YA BANG..GBU….

  36. MBARA Says:

    Untuk bantuannya saya ucapkan terimasaih ya bang….

  37. tulus Says:

    Saya kira secara umum, dimanapun anda kerja sama saja.
    Hanya satu saja perlu diingat:
    Kadang kita sering ragu akan kemampuan kita dan sering
    keberhasilan orang menjadi tolak ukur bagi kita.
    Jadi profesional saja di bidangnya, pasti dapat kerja yang menyenangkan.
    Soal informasi dan data semuanya sudah ada dimedia dan internet. Memang perlu kreatif cari data. itu saja.
    Tulus

  38. Parmanto Says:

    Hati hati sama yang namanya Rachma Jafar Siregar.

    Bagi teman-teman yang mau ke Sekolah/Kuliah di Jerman, hati-hati dengan yang namanya Rachman Jafar Siregar. (rajasidi@gmail.com, reamonn4576@yahoo.de, rachmanjsdiapari@gmx.de) Dia tampaknya baik padahal busuk. Awalnya dia menawarkan bantuan untuk menjemput dan mengantar ketika tiba di jerman. Tapi dibelakang dia meminta bayaran untuk semua yang dilakukannya tanpa ada perjanjian atau kesepakatan di awal. Tiba2 saja dibelakang minta bayaran dengan harga yang dia tentukan sendiri. Padahal makan kita yang bayari, tidur juga di tempat kita, transport juga kita yang bayar, tiket keretaku diambilnya juga. Jangan sampai deh kebujuk rayuannya.

    Hati-Hati!!!!

  39. Wei Liem Says:

    Untuk mas Parmanto (Maap untuk kang Togap):

    Gueh kenal orang yang anda maksud, kenal baik malah.

    Sorry aja. Gueh gak percaya dengan apa yang Loh bilang.

    Gueh datang ke Jerman sini berkat bantuan si Akang satu itu. Selain gueh, juga ada satu orang lagi yang ke Jerman dan bisa mengenali Jerman berkat kebaikan si Akang. Bahkan gueh merekomendasikan si Akang ke satu temen gueh, dan temen gueh sukses nyampe di Jerman sejak 1 tahun yang lalu.

    Asal Loh perlu tau aja, tanpa bantuan si Akang;
    1. gueh bisa bangkrut kalau pake jasa agen2 dari Jakarta yang mahal (7000€ bok!!!!) dan gak ada pengalamannya di Jerman
    2. gueh juga temen-temen gueh yang buta tentang Jerman bisa lama buat ngurus daftar sekolah, asuransi, telpon, lapor diri ke kedutaan dan banyak lagi

    Gueh gak bisa sebutin semua di sini apa yang udah si Akang itu lakuin buat gueh dan temen-temen gueh lainnya. Yang jelas mah, gueh makasih banget ama si Akang, karena tanpa dia keluarga gueh harus keluarin banyak duit dan gueh bisa pusing ngurus sana sini awal-awal di Jerman.

    Kalau Loh mau tanya-tanya, silahkan kontak gueh ke email pribadi.

    Saran gueh buat Loh, jangan nulis seperti itu deh di tempat umum gini. Loh cuman nyebarin kabar yang kagak jelas. Yang ada Loh cuman maluin nama Loh sendiri.

    Liem

    • Medanese Says:

      gw pengen ke Jerman buat cari kerja tapi gak pake agen dan tdk pake lintah darat. gimana , bisa bantu (jgn seperti Rachman Jafar Siregar)

      Kalo bisa lu yg bantu, apakah kmu Tionghwa Indo atau bukan ?

      thx

      email ke : danautobaindah@yahoo.com.sg

    • Münsteraner Says:

      Buat Liem,

      bedauerlicherweise Rachman yang dulu kamu kenal ngga seperti Rachman yang sekarang dikenal oleh orang banyak dan kalau orang bilang: Menschen ändern sich, ada yang positif ada yang negatif, beruntunglah kamu masih sempat mengenal Rachman sebagai orang yang baik. Oleh karenanya mari kita doakan bersama aja supaya mereka mereka ( Plural!!!) yang pernah “kena” ama Rachman hatinya di ihklaskan dan merelakan apa yang telah dilakukan Rachman terhadap ybs2 ini.

      Buat Rachman, alles Gute und Liebe! Bitte bitte bitte.. lass gefälligst dieses Mal die Finger weg von den Neulingen, vor allem den Mädels. Vergiss ned, was man sät, das wird man ernten! Dir viel viel viel Erfolg und Glück noch im Leben…

  40. hilmaamrullah Says:

    Jerman..
    hm..menarik ya dari paparan dan komentar diatas, kayaknya lengkap, ada yang ngomongin enaknya, ada yg ga enaknya, jd kita lebih banyak tentang di sana.,

    yang dipaparin di atas kebanyakan tentang peluang bidang teknik, kalau bidang sosial gmana?karena saya bukan orang bidang teknik dan saya kuliah dibidang sosial..

    jadi adakah peluang di sana pada bidang sosial, salah satunya bidang social worker..

    makasih..

  41. christanty Putri Arty Says:

    bs nebeng share ngga…gw dl py temen AFS semacam pertukaran pelajar..asalnya dari Jerman, namany Till Otlitch…dia itu ikut program AFS tahun 1992 di SMA Negeri 6 Semarang dan masuk jurusan A-4…
    Sayangny gw kehilangan jejak alamat…adakah yang bisa membantu memberikan informasi seputar program AFS tersebut.
    Dan saya mohon juga untuk orang awam seperti saya, adakah peluang bekerja disana, seperti halnya bidang sosial. Terima kasih.

  42. iwantobeagoodperson Says:

    Hallo…menarik banget nih baca blog yg ini…
    Btw, ada ga info utk kuliah gratis di Jerman?
    Saya pengen banget kuliah lagi untuk S2 tapi ga ada biaya..sedangkan utk beasiswa, saya bukan termasuk orang yg cerdas, alias pas2an…
    Tapi saya kepengen banget kuliah S2 lagi di Jerman…
    Ada yang punya informasi nya ga?
    Vielen dank

  43. losnueve Says:

    klo kuliah fakultas bisnis di Jerman bgs ga? sy dpt beasiswa studienkolleg jakarta, tp ortu lbh mndukung saya k amerika. Mohon sarannya. thx

  44. notz Says:

    saya emang udah punya planing dari dulu pengen merantau ke eropa apalagi jerman. nah gw sekarang lagi mau nyelesein kuliah gw insya allah setengah taunan lagi..nah..gw tuh bingung cari kerja buat ke jerman…gmna cranya..and lulusan akuntansi kaya gw dari indonesia tuh kira2 bisa di terima gak?ato ada training dulu?ato gmn?and how about interview???di embbassy?ato kita harus udah di jerman dulu?mohon pencerahnya..terima kasih

  45. hasan Says:

    Salam sejahtera

    Komplit infonya dari cerita pribadi sampai yg umum
    Jadi mirip spt di indon
    Dari suasana di jerman barat dan timur (sabang-merauke)

    Terimakasih smua

  46. Raya Says:

    Liebe Leute,

    sekarang Germany sedang di landa penyakit EHEC ,jadi saya hanya menyarankan saja buat orang yang belum tau tentang ini, hati² saja makan sayurannya.
    hehhe..

    Danke.

  47. notz Says:

    mau tanyaaaaa!!! ngurusin visa tourist, mending sendiri apa lewat travel aja???lebih bagusnya??? and cowo aku sekrang ada di jerman.dia kira2 bisa bantuin apanya aja yah??? and satu lagi…sponsor itu harus orang jerman asli atau orang yang cuman tinggal disana and kerja disana bisa juga jadi sponsor????

    thanks a lot…ditunggu petunjuknya gan…

  48. Victoria Says:

    saya udah punya planning untuk ke jerman akhir bulan oktober atau awal november tapi pakai tourist visa dulu, saya mau survey universitas, sekarang saya sedang menjalani skripsi dan bulan agustus saya lulus sebagai S1 jurusan statistic. saya mau lanjut S2, tapi saya tidak bisa bahasa jerman. Bisa tidak saya les bahasa jerman langsung di negara jermannya??? trus untuk ambil S2 itu lebih baik di univeristat oder fach-hochschule ??? tolong bantuannya agar saya mudah untuk mendapatkan student visa. jika tourist visa bisa diurus di jerman untuk diubah jadi student visa ga ya,, andaikan saya sudah dapat pilihan universitas di jerman dan daftar langsung di fach-hochschule jerman??? atau harus tetap ambil sekolah bahsa jerman terlebih dahulu??? namun bisakah lesnya di jerman?
    trus apakah lulusan S1 perlu mengikuti studienkollege (penyetaraan studi) atau bisa langsung ambil master?
    saya ingin ambil master business management oder finance, bisakan kan saya ambil master yang berbeda dengan jurusan S1 saya ???
    langkah apa yang harus saya prioritaskan terlebih dahulu ?? agar liburan (3bulan) saya nanti tidak membuang waktu dan bisa seperti pribahasa “sekali mendayung ,2 atau 3 pulau terlampaui?”
    well, my mom baru aja tinggal disana bulan mei kemaren. jadi ini mempermudah saya untuk tempat tinggal
    namun saya masih bingung untuk tahap melanjutkan sekolah Master dan sekolah bahasa jerman di jerman lansungn?
    apakah bisa??
    moohon info sejelas-jelasnya yang sudah berpengalaman.
    danke

  49. detonics Says:

    lebih baik anda mempersiapkan semuanya dari sini dahulu (bahasa,dll)

  50. hotman Says:

    bang togap minta bantuannya dong sy dari dulu minat utk bekerja di jerman,kalau ada info2 low kerja jadi apa aja oke,tp lebih baik jadi tenaga pengajar,sy guru bahasa jerman bisa,inggris bisa

    mauliate godang

  51. Dave Says:

    Kerja di Jerman ? no dah thank you. Saya pernah project 3 bulan di Jerman, orang-orangnya luar biasa kaku dan sangat merendahkan auslander/non German. Wajar memang karena di Jerman level supervisor saja banyak yang bertitel doktor. Jadi kecuali kita juga doktor lulusan Jerman/Eropa/Amerika, mereka akan cenderung meremehkan kita. Tapi yang doktor-pun kalau auslander masih sering diremehkan, kecuali kalau genius seperti Habibie mungkin.

    Di Singapore dan Indonesia, saya banyak ketemu expatriate Jerman, saya tanya kenapa nggak mau kerja di Jerman ?
    kata mereka OGAH. Disana cari kerja sulit, orang-orangnya kaku, kreativitas sulit dikembangkan karena semua harus sesuai textbook. Perusahaan-perusahaan Jerman dipimpin oleh para doktor-doktor yang walaupun sangat handal tapi juga sangat sangat demanding. Gaji besar tapi stres dan pajak tinggi.

  52. lalieur Says:

    memang jerman racist….mulai dari undang2 tenaga kerja untuk auslander..!!masa skills harus di tentukan oleh nationality….no sense..!.

  53. Yasmin Asysyifa Says:

    kalo untuk jurusan bisnis di jerman dimana ya? saya baru lulus sma. bagus ga prospek ilmu dan pekerjaan di sana?

  54. rudi Says:

    ogah ke jerman, jangan coba coba pakai bahasa inggris di sana tar disuruh balik ke inggruis, apalagi kalau kulitnya gelap karena banyak yang racist, sama turis saja racist apalagi sama orang yang mau merebut lahan pekerjaannya. 11-12 sama orang rusia.

  55. kristal Says:

    kata teman que ornag jerman baik sama orang asia ?? apa betul niiih ceritanya ?

  56. asrul basit Says:

    ada yg bia bantu saya kah, saya ingin kerja di jerman tapi tidak tahu jalan email saya asrulbasityusufanto@yahoo.com

  57. slamet Says:

    hai semua saya ingin kerja di jerman apakah ada info buat say

  58. kaos oblongo Says:

    asslm….kalau ada yang membutuhkan tenaga di peternakan/ perkebunan di jerman,saya insyaalloh siap berangkat ke jerman.
    .wsslm….


Leave a reply to hasan Cancel reply